Keep Bandung Beatiful euy.......

11 Mei 2007

Kota Bandung Akan Miliki ”Bajigur Centre”


BAJIGUR selama ini dikenal sebagai minuman pinggir jalan. Tak lama lagi, minuman khas Sunda ini akan naik ”pangkat”. Bahkan, tak tanggung-tanggung minuman tersebut akan menjadi satu ”trade mark” bangunan, yang diharapkan akan menjadi tujuan wisata di Kota Bandung. Yaitu ”Bajigur Centre”.

Adalah Wali Kota Bandung Dada Rosada, yang mengatakan pusat jajanan bajigur yang dinamakan ”Bajigur Centre” dan akan dibangun di Padepokan Seni Kota Bandung di Jln. Peta No.209 Bandung. Dada menargetkan, dalam pekan depan pusat jajanan ini sudah bisa melayani pengunjung.

Hal itu dikemukakan Dada Rosada di sela-sela acara pelantikan Forum RW Kelurahan Kec. Bojongloa Kaler di Padepokan Seni Kota Bandung, Jln. Peta No. 209 Bandung, Rabu (9/5).

Di ”Bajigur Centre”, lanjut dia, akan tersedia berbagai makanan dan minuman khas Bandung, terutama bajigur dan bandrek. Kudapan yang wajib tersedia di antaranya berbagai kulub-kuluban, comro, dan aneka gorengan.

Untuk modal pertama, Dada akan merogoh dari koceknya sendiri serta bantuan beberapa pihak swasta. Ia bahkan akan menggratiskan semua makanan dan minuman yang dijual pada pembukaan perdana ”Bajigur Centre”. ”Yang ini mah tidak usah menunggu dana Bawaku (bantuan wali kota khusus-red) segala,” ujar dia, disambut riuh tepuk tangan para tamu undangan.

Dada menggagas ‘Bajigur Centre” di antaranya karena saat ini pusat bajigur dan bandrek yang terkenal di Kota Bandung, sudah sulit ditemukan. ”Dulu ‘kan ada di Jln. Supratman, tapi sekarang sudah tidak ada karena pindah ke Jln. Cilaki. Kita bikin di tempat yang lebih representatif,” katanya.

Pada tahap awal, ”Bajigur Centre” hanya dibuka setiap Sabtu malam. Akan tetapi, Dada menghendaki agar kegiatan itu nantinya diselenggarakan setiap malam. Kriteria yang paling ditentukan, lanjut dia, makanan itu harus bersih, enak, dan bagus cara penyajiannya.

Rp 50 juta

Tidak tanggung-tanggung, sebagai bagian persiapan membangun ”Bajigur Centre”, Dada menjanjikan dana Rp 50 juta untuk mempercantik gedung padepokan. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung, H.M. Askary menyatakan, dirinya akan secepatnya membentuk tim penilai kualitas rasa bajigur, bandrek, dan kudapan yang akan dijual di ”Bajigur Center”.

Tim penyeleksi yang dimaksud Askary itu, akan melibatkan Forum RW Kelurahan di Kec. Bojongloa Kaler dan ibu-ibu penggerak PKK. ”Tim ini bertugas untuk menyeleksi makanan dan minuman yang layak jual di sini,” tuturnya.

Saat ini, menurut dia, di Kota Bandung terdapat empat padepokan seni, yaitu Taman Budaya Dago yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) yang dikelola Uu Rukmana, Gedung Kesenian Rumentang Siang yang dikelola para seniman, dan Gedung Kesenian di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI). Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) Kota Bandung hanya mengelola Padepokan Seni Kota Bandung di Jln. Peta.

Askary mengatakan, selama ini tidak ada anggaran khusus yang dialokasikan dalam APBD 2007 untuk memelihara dan merawat gedung padepokan. ”Sekarang kan swadaya, kalau kebetulan ada yang sewa untuk kawinan, bisa untuk memperbaiki paving block atau lainnya,” katanya.

Semula, kantor Diparda Kota Bandung berencana akan dipindahkan ke padepokan agar mempermudah perawatan. Namun, rencana ini kandas karena dana yang dibutuhkan belum tersedia. (Lina Nursanty/”Pikiran Rakyat”)

Tidak ada komentar: